Tata-Cara-Umroh-Sesuai-Sunnah
Rangkaian Tata Cara Umroh Sesuai Sunnah

Semua calon jamaah yang akan berangkat menuju Makkah al-Mukarromah perlu mengetahui bagaimana tata cara umroh yang benar. Ada banyak keutamaan yang dapat diperoleh umat Islam yang menunaikan ibadah umroh.

Sebagaimana haji, umroh dilaksanakan di Makkah al-Mukarromah dengan melakukan serangkaian kegiatan. Dimulai dari ihram, thawaf, sa’i, dan tahallul. Beberapa ritual tersebut menjadikan ibadah umroh bukan hanya ibadah spiritual tetapi juga ibadah fisik.

Tata Cara Umroh Sesuai Sunnah

Untuk memperoleh keutamaan serta pahala umroh yang sempurna, para jamaah tentunya harus mengetahui bagaimana rangkaian tata cara umroh dari awal hingga akhir sesuai dengan yang diajarkan Rasulallah Saw.

Persiapan Sebelum Ihram
Sebelum memulai rangkaian tata cara umroh yang pertama para jamaah dianjurkan untuk bersih-bersih badan terlebih dahulu, seperti mandi besar, merapihkan jenggot, memotong kuku, mencukur bulu kemaluan, mencukur kumis, dan memakai wewangian.

Selain itu, untuk menghindari antri di kamar mandi saat di Miqat ada baiknya para jamaah mengenakan pakaian ihram sejak dari hotel tempat menginap.

Pakaian ihram untuk jamaah pria yaitu berupa dua helai kain ihram berwarna putih tanpa jahitan. Sedangkan pakaian ihram untuk jamaah wanita yaitu pakaian yang menutup seluruh tubuh selain wajah dan telapak tangan.

1. Melakukan Ihram

Rangkaian tata cara umroh yang pertamaa yaitu berihram (berniat untuk umroh di Miqat). Berihram harus diserta niat dengan lafal bacaan:

لَبَّيْكَ عُمْرَة

Baca Juga: 5 Tempat Miqat Umroh

2. Mengucap Kalimat Persyaratan

Jika para jamaah memiliki kekhawatiran tidak dapat menyelesaikan rangkaian umroh karena sakit ataupun karena penghalang lainnya, maka diperkenankan mengucapkan kalimat persyaratan usai niat ihram.

Adapun lafal kalimat persyaratan yang dimaksud memiliki arti, “Ya Allah, tempat tahallul di mana saja Engkau menahanku.”

Dengan mengucapkan kalimat persyaratan tersebut, apabila ada jamaah yang tidak dapat menyelesaikan manasiknya dengan sempurna karena sakit keras atau kondisi lain yang tidak memungkinkan untuk menyelesaikannya maka diperbolehkan tahallul dimana saja tanpa diwajibkan membayar dam (denda).

3. Membaca Kalimat Talbiah

Dalam perjalanan menuju Masjidil Haram setelah ihram di Miqat para jamaah dianjurkan memperbanyak membaca kalimat talbiah hingga melihat Ka’bah saat akan memulai tawaf. Laki-laki dianjurkan membaca talbiah dengan mengeraskan suara, sedangkan wanita disunnahkan membaca secara lirih.

Adapun bacaan kalimat talbiah yaitu:


لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ
إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ

“Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syarika lak”

4. Masuk Masjidil Haram

Saat memasuki ke Masjidl Haram hendaknya para jamaah mendahulukan kaki kanan sambil membaca doa ketika masuk masjid berikut ini:


أَعُوْذُ بِاللهِ العَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذُنُوْبِي وَافْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

5. Menuju Hajar Aswad

Selanjutnya para jamaah bergegas menuju ke hajar aswad di Ka’bah untuk memulia Tawaf. Jamaah dianjurkan untuk mengusap atau mencium hajar aswad sambil mengucapkan takbir.

Namun jika tidak memungkinkan untuk mengusap ataupun menciumnya, para jamaah dapat memberi isyarat dengan mengangkat tangan kanan mengarah ke hajar aswad sambil mengucap Bismillahi Allahu Akbar.

7. Tawaf

Tawaf (berkeliling Ka’bah) sebanyak 7 kali putaran adalah tata cara umroh yang termasuk ke dalam rukun umroh sehingga tidak boleh ditinggalkan. Tidak ada bacaan tertentu dalam tawaf, namun jamaah dianjurkan perbanyak dzikir, ataupun doa.

Selepas tawaf, jamaah langsung menuju Maqam Ibrahim untuk malakukan salat sunnah 2 rakaat. Setelah itu para jamaah juga disunnahkan minum air zamzam serta menyiramkannya ke kepala.

8. Sa’i

Sa’i (berjalan/berlari-lari kecil dari Safa ke Marwah) adalah bagian dari rangkaian rukun umroh. Saat mendekati bukit Safa, jamaah disunnahkan membaca surah Al-Baqarah ayat 158.

Jamaah dianjurkan menghadap ke Ka’bah sesampainya di bukit Safa sambil membaca takbir tiga kali, diikuti bacaan berikut:


لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ

Setelah itu kemudian menuju ke Marwah. Sa’i dilakukan sebanyak 7 kali, setiap perjalanan dari Safa ke Marwah dan sebaliknya dihitung 1 kali perjalanan.

Jarak tempuh diantara kedua bukit tersebut sekitar 400 meter. Jadi, jika ditotal perjalanaan dalam pelaksanaan Sa’i ini kurang lebih sekitar 3 kilometer.

Maka dari itu, agar rangkaian tata cara umroh yang satu ini dapat berjalanan dengan lancar para jamaah harus menyiapkan mental dan fisik yang kuat.

Persiapan fisik ini dapat dilakukan menjelang keberangkatan ke Tanah Suci dengan cara menjaga pola makan yang sehat dan melakukan olaraga ringan seperti rutin berjalan kaki.

9. Tahallul

Rangkaian tara cara umroh yang terakhir yaitu tahallul (memendekkan rambut kepala). Bagi jamaah pria, mencukur gundul rambut kepalanya adalah yang paling dianjurkan. Sedangkan untuk jamaah wanita cukup bertahallul dengan memotong rambut sepanjang ruas jari.

Itulah rangkain proses dalam pelaksanaan ibadah umroh sesuai tuntunan Rasulallah. Jadi intinya para jamaah tidak hanya menyiapkan fisik saja, tapi juga harus mengetahui bagaimana tata cara umroh mulai dari awal hingga akhir agar memperoleh keutamaan umroh yang maksimal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *