Pelaksanaan umroh ramadhan tentu agak berbeda karena Anda dapat sekaligus menjalankan dua ibadah di tanah suci. Ibadah haji kecil dan ibadah puasa selama beberapa hari akan lebih berkesan dan bahkan menjadi momen tidak terlupakan seumur hidup.

Merupakan orang-orang yang beruntung bisa melakukan keberangkatan saat Ramadhan tiba. Paling penting utama untuk merasakan kekhidmatan ibadah puasa di tanah suci adalah menemukan layanan dan paket terpercaya agar segala proses ibadahnya berjalan lancar.

Berkesempatan melaksanakan umroh ramadhan tentu menjadi momen langka karena belum tentu semua orang bisa. Terlebih, pada bulan penuh ampunan ini, Allah SWT menjanjikan berbagai keistimewaan yang diantaranya adalah:

1. Berpahala Setara Dengan Haji

Orang-orang yang melaksanakan ibada humrah saat bulan suci tiba akan dihitung pahalanya setara dengan pelaksanaan ibadah haji besar. Pernyataan besaran pahala ini diungkapkan langsung oleh Rasulullah SAW ketika ada perempuan tidak bisa berhaji.

Dalam hadis riwayat Bukhari 1657, saat itu Rasulullah bertanya pada perempuan kaum Anshar tentang penghalang baginya mengikuti ibadah haji bersama. Kurang lebih seperti ini:

Rasul bertanya, “Apa penghalang bagimu menunaikan haji bersama kami?” Lantas perempuan Anshar itu menjawab, bahwa dahulu ia memiliki seekor unta yang selalu digunakan oleh ayah fulan dan anaknya, maksudnya adalah suami dan anaknya.

Namun kemudian perempuan itu membiarkan unta tersebut untuk mengangkut air. Maka Rasulullah kemudian berkata, “Saat Ramadhan tiba, laksanakanlah umrah karena umroh ramadhan seperti ibadah haji”.

Ada juga riwayat lain dari Abu Dawud Nomor 1990 yang menyatakan sabda Rasulullah SAW bahwa pelaksanaan umrah saat bulan puasa sama dengan berhaji besar dengan Rasul. Siapa tidak mau mendapatkan pahala berangkat haji bersama Rasul, pasti semua mau.

Poin keistimewaan ini bahkan dijelaskan dan diluruskan juga dalam Fath Al-Bari yang ditulis oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani. Dalam karyanya tersebut, beliau menuliskan bahwa pahalanya memang setara ibadah haji besar, namun tidak lantas menggantikan rukun Islam.

Artinya, sekalipun sudah melaksanakan umroh ramadhan, bukan berarti gugur keharusan untuk melaksanakan ibadah haji. Karena dalam rukun Islam, tetaplah pelaksanaan ibadah haji menjadi salah satunya, bukan umrah.

Penjelasan tersebut dapat ditemukan pada juz 3, tepatnya halaman 604. Tidak semua orang dapat melaksanakannya, maka bersyukurlah bagi Anda yang diberikan kesempatan pergi umroh saat puasa tiba.

2. Terdapat Malam Lailatul Qadar

Jika pergi umroh ramadhan saat 10 hari terakhir bulan puasa maka kesempatan besar bagi Anda melaksanakan Lailatul Qadar langsung di rumah Allah. Terjadinya Lailatul Qadar juga sebagai sejarah diturunkannya Al-Quran sebagai kitab suci yang kemurniannya terjaga utuh.

Jika berbuat pahala saat puasa saja pahala sudah berlipat ganda, maka saat Lailatul Qadar, lebih banyak lagi kesempatan menimbun pahala. Tidak heran jika di Indonesia, Anda akan menemukan banyak Muslim itikaf atau berdiam diri di masjid selama 10 malam terakhir.

Merupakan momen langka ketika Anda dapat melaksanakan i'tikaf langsung di rumah Allah sambil mengagungkan kebesaran-Nya. Allah SWT tidak menyebutkan kapan pastinya Lailatul Qadar, namun umat Islam diminta mencari jawabannya pada malam ganjil di 10 hari akhir.

Ketetapan malam-malam ganjil tersebut diriwayatkan oleh Bukhari berdasarkan apa yang diucapkan Rasulullah SAW. Pelaksanaan umroh ramadhan bisa menjadi salah satu kesempatan untuk mendapatkan pahala besar sebelum Idul Fitri tiba.

Sekalipun tidak ada jawaban eksplisit kapan terjadinya, akan tetapi terdapat beberapa pertanda penting. Diantaranya Lailatul Qadar terjadi saat malam cerah dan terdapat banyak kemudahan terjadi pada malam tersebut.

Namun, ulama juga ada yang berpendapat bahwa bisa saja Lailatul Qadar ini terjadi di malam genap. Wallahualam, terpenting adalah seberapa keras umat Islam beribadah hanya karena Allah SWT dalam rangka melaksanakan kewajibannya sebagai hamba Allah.

3. Berpahala Jihad Bagi Wanita

Hadis riwayat Ibnu Majah yang dinilai shahih oleh Syaikh Albani menuliskan apa yang diucapkan Aisyah radhiyallahu anha. Bahwasanya Aisyah RA pernah pernah bertanya kepada baginda nabi atau suaminya sendiri apakah wanita wajib turut berjihad?

Kemudian nabi menjawab bahwa perempuan wajib jihad tanpa ikut perang. Caranya adalah dengan melaksanakan haji serta umrah. Berdasarkan jawaban Rasul, maka pelaksanaan umroh ramadhan bagi kaum wanita Islam sama dengan sedang berjihad di jalan-Nya.

Hadis riwayat Ibnu Majah tersebut dapat Anda temukan sebagai hadis nomor 2901. Kenapa butuh penilaian shahih atau tidak karena hadis sendiri terbagi menjadi beberapa, ada kuat, lemah, dan sebagainya.

Artinya, semakin kuat atau shahih maka isi dari hadis tersebut dapat dipercaya dan jadi pedoman ibadah umat Islam. Namun, jika lemah maka kebenarannya harus diperiksa kembali agar tidak menyebabkan kerancuan dalam memandang suatu hal.

Melaksanakan ibadah umroh ramadhan dan haji bukan hanya bernilai jihad bagi perempuan. Tetapi juga bagi orang tua dan orang lemah, bisa mengambil pahala setara perang dengan melaksanakan ibadah haji besar maupun kecil.